PENDAHULUAN
Bayi telah mendapat perlindungan ibu sejak masih dalam kandungan. Bahkan
saat bayi masih berbentuk janin pun, plasenta yang mengambil peran ini, dan
setelah lahir, ASI sudah siap menggantikannya. Sungguh kuasa Tuhan kepada
mahluknya. Seperti kita ketahui semua bahwa ASI diproduksi manusia untuk
konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna
makanan padat.
ASI juga dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindungi serangan
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi ASI berada pada tingkat terbaik, dan air
susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi. Selain itu, ASI juga
sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak
dan perkembangan sistem saraf si kecil. Makanan tiruan untuk bayi yang diramu
menggunakan tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan
ajaib ini.ASI mengandung paling sedikit 90% air yang dapat memenuhi kebutuhan
bayi sehat. Asi juga mengandung banyak zat protektif berupa komponen selular,
yang memberikan proteksi terhadap bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Oleh
sebab itu maka sudah seharusnya semua bayi baru lahir diberikan ASI. ASI
diproduksi karena pengaruh hormon setelah kelahiran bayi.ASI merupakan makanan
kaya gizi dan paling mudah dicerna si kecil. Bagi bayi prematur ASI mengandung
lebih banyak zat lemak, protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi
kebutuhannya.
APA
IMD ITU?
IMD merupakan program
yang dianjurkan oleh pemerintah dimana setelah dilahirkan, bayi langsung
diletakkan pada dada ibu dan dibiarkan menemukan sendiri puting susu ibunya,
tanpa dirinya disodorkan ke puting susu ibunya. Jadi dalam proses ini, bayi lah
yang harus aktif dalam mencari puting susu ibu untuk menyusu, bukan ibu yang
aktif menyusui bayinya.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan
proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dengan cara mencari puting susu
ibunya sendiri tanpa disodorkan oleh ibunya. Proses ini sangat membantu
keberlangsungan dan keberhasilan pemberian ASI
Eksklusif, serta lamanya seorang ibu dalam menyusui. Secara
normal sang ibu akan menyusui bayinya selama 2 tahun. Badan Kesehatan Dunia,
WHO serta UNICEF telah merekomendasikan IMD sebagai tindakan yang paling
efektif dan murah dalam penyelamatan kehidupan bayi. Dari data yang telah
mereka rilis menyebutkan bahwa 22% terselamatkan dari kematian bayi sebelum
usia 1 tahun. (Agnes Yoseline, dr).
ASI,
THE TOP ONE!
Seperti
kita semua ketahui, ASI merupakan makanan yang sangat penting bagi bayi.
Antibodi dalam ASI penting dalam menjaga ketahanan tubuh bayi terhadap infeksi.
Selain itu, ASI tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan mengakibatkan
alergi. Sementara makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein
manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus
bayi. Cairan kuning keemasan yang pertama dikeluarkan oleh kelenjar payudara
pada empat hari pertama setelah melahirkan dinamakan kolostrum. Kandungan
protein pada kolostrum lebih tinggi, sedangkan kandungan karbohidratnya lebih
rendah dibandingkan ASI matur. Dengan mendapat sedikit kolostrum, bayi sudah
mendapatkan cukup protein yang dapat memenuhi kebutuhan bayi pada minggu
pertama. Kolostrum juga mempersiapkan mukosa usus bayi dengan membersihkan usus
bayi dari mekonium. Dengan demikian, usus bayi siap untuk menerima ASI matur
pada hari-hari selanjutnya(Agnes Yoseline, dr).
APA
SAJA MANFAAT IMD?
KEUNTUNGAN MENYUSU DINI
BAGI IBU DAN BAYI
A. Bagi bayi
1. Keuntungan kontak kulit dengan kulit
v Mengoptimalkan keadaan hormonal
v Kontak memastikan perilaku optimum menyusu
berdasarkan insting dan bisa diperkirakan :
· Menstabilkan pernafasan
· Mengendalikan temperature tubuh bayi
· Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik.
· Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu lebih cepat
dan efektif
· Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat
lahirnya dengan cepat)
· Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi
· Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam
pertama
· Saat merangkak mencari payudara, bayi
memindah-mindahkan bakteri dari kulit ibunya, dan dia akan menjilat-jilat kulit
ibu, dan menelan bakteri ‘baik’ di kulit ibu. Bakteri tersebut berkembangbiak
membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri ‘jahat’ dari
lingkungan. Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi
sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.
· Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan
mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.
· Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih
baik selama beberapa jam pertama hidupnya. (Rizqa, 2009)
2. Keuntungan menyusu dini
Ø Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar
kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi
Ø Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif
yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi. Bayi
mendapat ASI kolostrum. Kolostrum adalah ASI istimewa yang kaya akan daya tahan
tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus
bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi
dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus.
Ø Meningkatkan kecerdasan
Ø Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan
nafas
Ø Mencegah kehilangan panas
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan
kontak kulit dengan sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat Celsius
dalam dua menit bayi diletakkan di dada ibu. Berdasarkan hasil penelitian
Dr.Neils Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu ibu yang melahirkan menjadi 1
derajat lebih panas dibandingkan yang tidak melahirkan. Jika bayi yang
diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1⁰C. jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan
meningkat 2⁰C untuk menghangatkan bayi. Jadi dada ibu yang
melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi baru lahir dibandingkan tempat
tidur yang canggih dan handal. (Rizqa, 2009)
Ø Merangsang kolostrum segera keluar
B. Bagi ibu
1. Keuntungan kontak kulit dengan kulit
o Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada
ibu.
o Oksitosin
à Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca
persalinan lebih rendah
à Merangsang pengeluaran kolostrum
à Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi
à Ibu lebih tenang dan tidak merasa nyeri pada saat
plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya.
o Prolaktin
Á Meningkatkan produksi ASI
Á Membantu ibu mengatasi stress
Á Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi
selesai menyusu
Á Menunda ovulasi
2. Keuntungan menyusu dini
o Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin
o Meningkatkan keberhasilan produksi ASI
o Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi
o Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang
bukan berasal dari susu manusia, misalnya susu hewan. Hal ini dapat mengganggu
pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
o Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih
berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui.
o Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu
dengan bayinya untuk pertama kali dengan kondisi seperti ini. Hal ini merupakan
pengalam secara psikologis yang indah untuk mereka. (Rizqa, 2009)
Keuntungan IMD secara umum :
1. Mengurangi 22% kematian bayi yang berusia di bawah
28 hari
2. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif
dan meningkatkan lamanya bayi disusui
3. Merangsang produksi ASI
4. Memperkuat refleks menghisap bayi. Refleks menghisap
awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
BAGAIMANA
MELAKSANAKAN IMD?
1.
Dalam proses
melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi.
Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa
ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
2.
Para petugas
kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan
kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus
menjalani operasi caesar.
3.
Setelah lahir,
bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit
putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
4.
Bayi kemudian
ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit
ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi.
Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
5.
Bayi yang
ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting
susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi
memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
6.
Saat bayi
dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu
untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring
mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
7.
Bayi dibiarkan
tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu
pertama selesai.
8.
Setelah
selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap,
diberi vitamin K dan tetes mata.
9.
Ibu dan bayi
tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui
bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh
dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan
bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan
selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.
Posisi dan perlekatan
menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Gambar 1. Posisi
menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)
Gambar 2. Posisi
menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)
Gambar 3. Posisi
menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994)
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu
pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi
kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola
bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar
(penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala
bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
Gambar 4. Posisi
menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)
Gambar 5. Posisi
menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)
Gambar 6. Posisi
menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)
Gambar 7. Posisi
menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)
Gambar 8. Posisi
menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)
Langkah-langkah menyusui yang benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.
Gambar 9. Cara
meletakan bayi (Perinasia, 2004)
Gambar 10. Cara
memegang payudara (Perinasia, 2004)
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh
bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu,
dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan
menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar
yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah
bayi membuka lebar.
Gambar 12. Perlekatan
benar (Perinasia, 2004)
Gambar 13. Perlekatan
salah (Perinasia, 2004)
Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar
maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
- Bayi
tampak tenang.
- Badan
bayi menempel pada perut ibu.
- Mulut
bayi terbuka lebar.
- Dagu bayi
menmpel pada payudara ibu.
- Sebagian
areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
- Bayi
nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
- Puting
susu tidak terasa nyeri.
- Telinga
dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
- Kepala
bayi agak menengadah.
Gambar 14. Teknik
menyusui yang benar (Perinasia, 2004)
Mitos
dan Fakta terkait Kondisi Payudara Ibu Menyusui
- MITOS: Ibu yang putingnya belah
tidak boleh menyusui karena jika menyusui maka bayinya akan meninggal
dunia
FAKTA:
Puting belah sebagaimana bentuk puting yang lain tetap dapat menyusui karena
bayi tidak menyusu pada puting tetapi menyusu pada payudara dengan
mengikutsertakan areola. Sejauh ini belum ada laporan ilmiah tentang adanya
bayi yang meninggal setelah menyusu pada ibu yang putingnya terbelah.
- MITOS: menyusui membuat payudara
ibu menjadi kendur atau berubah bentuk
FAKTA: kehamilan serta usia ibulah yang merubah bentuk payudara, bukan aktivitas menyusui. - MITOS: Seorang wanita yang telah
melakukan operasi pada payudara tidak dapat menyusui.
FAKTA:
Banyak ibu yang melakukan operasi pada payudara dan tetap menyusui. Jika
tindakan bedah tidak mempengaruhi kelenjar ASI, maka ibu tetap bisa menyusui
dengan baik sebagaimana ibu-ibu lain pada umumnya yang belum pernah menjalani
tindakan bedah pada payudara. Jika Ibu harus menjalani prosedur bedah payudara,
konsultasikan secara lengkap ke dokter yang menanagani Ibu apakah prosedurnya
tetap dapat membuat Ibu menyusui di kemudian hari.
- MITOS: Payudara sebelah kanan
adalah nasi, payudara kiri adalah lauknya. Jadi menyusu harus di kedua
payudara agar lengkap makanan bagi si bayi.
Atau dalam versi lain yang sejenis juga sering dikatakan: Payudara sebelah kanan adalah makan, payudara kiri adalah minumnya. Jadi menyusu harus di kedua payudara agar lengkap makanan bagi si bayi.
FAKTA:
Isi payudara kanan dan kiri sama saja, foremilk dan hindmilk. Biarkan bayi
menyusu pada satu payudara hingga “habis”, bila masih kurang baru tawarkan
payudara satunya agar dia mendapatkan foremilk dan hindmilk yang seimbang.
- MITOS: Ibu dengan ukuran payudara
yang kecil tidak bisa memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya.
FAKTA:
Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan produksi. Apapun ukuran payudara
ibu, ASI akan selalu cukup untuk bayi jika ibunya rajin menyusui/memerah dan
selalu berpikir positif. Besar/kecilnya payudara pada dasarnya tergantung dari
jaringan lemak di dalam payudara.
- MITOS: Ibu yang putingnya berdarah
tidak boleh menyusui.
FAKTA:
Meskipun darah yang kadang masuk ke ASI bisa membuat bayi gumoh lebih banyak,
atau darah dari luka di puting ibu bahkan mungkin muncul dalam buang air besar
si bayi, ini bukan alasan untuk berhenti menyusui bayi. Puting susu yang sakit
dan berdarah tidak lebih buruk dari puting susu yang sakit dan tidak berdarah.
Jika puting luka dan sakit sekali, boleh diistirahatkan selama 1-2 hari dari proses
menyusui langsung dan selama itu ASI diperah dengan tangan sesering mungkin dan
ASIP diberikan dengan media selain dot. Jika luka membaik, silakan menyusui
kembali. Jangan lupa oleskan ASI pada puting untuk mempercepat sembuhnya luka
atau lecet. Perbaiki juga pelekatan menyusui agar puting tidak mudah lecet.
- MITOS: Wanita dengan puting datar
atau terbenam tidak bisa menyusui.
FAKTA: Bayi tidak menyusui pada puting susu, mereka menyusu pada payudara. Meskipun mungkin lebih mudah bagi bayi untuk melekat pada payudara dengan puting menonjol, puting tidak harus tetap keluar. Sebuah awal yang tepat biasanya akan mencegah masalah menyusui dan ibu dengan berbagai bentuk puting bisa menyusui dengan baik. Nipple shield atau penyambung puting tidak dianjurkan karena walau kelihatannya bisa menyelesaikan masalah, penggunaannya dapat mengakibatkan proses menyusui yang buruk karena pelekatan yang tidak tepat. Jika pelekatan tidak tepat, maka ASI yang diperoleh bayi juga tidak akan optimal. - MITOS: Payudara yang “lembek”
adalah payudara yang tidak ada ASInya.
FAKTA: Payudara “lembek” adalah tanda pengeluaran ASI (baik menyusui dan memerah) lancar. Payudara yang keras justru menandakan pengeluaran ASI tidak lancar, apabila hal ini dibiarkan justru akan mengganggu produksi ASI bahkan bisa menyebabkan radang payudara (mastitis) - MITOS: Menyusui adalah perjuangan
atau jihadnya seorang ibu, makanya adalah normal jika proses menyusu
menimbulkan rasa sakit Dan ibu harus menahan rasa sakitnya karena menyusui
agar si bayi bisa tetap mendapatkan ASI.
FAKTA: Walaupun bukan sesuatu hal yang aneh jika pada hari-hari pertama menyusui seorang ibu akan merasa sedikit kurang nyaman pada payudaranya, tapi kondisi ini seharusnya hanya berlangsung selama beberapa waktu saja, dan tidak boleh menjadi sedemikian parahnya sehingga seorang ibu menjadi takut untuk menyusui bayinya. Rasa sakit yang amat sangat pada puting ketika sedang menyusui menandakan bahwa bayi belum sempurna pelekatannya. Sakit atau lecet pada puting yang berlangsung selama lebih dari 3-4 hari tidak boleh diabaikan, harus dicari tahu penyebabnya. Perbaiki pelekatan menyusui jika payudara lecet. Jika payudara lecet terus terjadi meski pelekatan sudah diperbaiki, segera bawa bayi ke dokter yang paham tentang tongue tie untuk melihat jika ada kemungkinan si bayi mengalami tongue tie. Menyusui adalah momen yang indah dan intim antara ibu dan bayi, sehingga prosesnyapun harus bebas dari rasa sakit.
Mitos
dan Fakta terkait Kondisi dan Kualitas ASI
- MITOS: Sedikitnya produksi ASI dikarenakan
faktor genetik
FAKTA: Faktor genetik tidak mempengaruhi produksi ASI, ASI diproduksi semakin banyak jika ibu semakin sering menyusui atau memerah
DAFTAR
PUSTAKA
Dari internet :
Andy (2012). IMD
DAN BOUNDING ATTACHMENT. From
http://ilmu-pasti-pengungkap
-kebenaran.blogspot.com/2012/03/makalah-askeb-2-imd-dan-bounding.html,
15 oktober 2014.
Rizqa (2009). Inisiasi
Menyusu Dini. From http://qo2bidan.blogspot.com/2009/08/inisiasi-menyusu-dini.html,
15 oktober 2014.
Diah (2012). Teknik /
cara menyusui yang benar. From
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/cara-menyusui-yang-benar-posisi-upaya.html,
15 oktober 2014.
Dari buku :
Baskoro, Anton (2008). ASI
Panduan Praktis Ibu Menyusui, Yogyakarta : Penerbit Banyu Media
Roesli, Utami (2008). Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta :
Penerbit Pustaka Bunda
Roesli ,utami (2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif, Jakarta:
Pustaka Bunda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar