Selasa, 30 Juni 2015
Minggu, 28 Juni 2015
SAP BBLR
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
(SAP)
BAYI
BERAT LAHIR RENDAH
(BBLR)
Di Susun Oleh:
1.Putri
Nimas R.W (20130661045)
2.Lika
Dianna (20130661073)
|
LEMBAR
PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhn (SAP) telah
disahkan dan disetujui sebagai Laporan Praktek Kebidanan 1 yang dilaksanakan
pada tanggal 02 Mei di
Ruang Nicu RSU Haji Surabaya.
Surabaya, 02 Mei 2015
Mahasiswa
Praktek
Mengetahui,
Pembimbing
Akademik Pembimbing
Praktek Klinik
D3 Kebidanan Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surabaya
(Umi Ma’rifah, SST, M.Kes) (Siti Juwariyah)
SATUAN ACARA
PENYULUHAN
(SAP)
Pokok Bahasan :
Bayi Baru Lahir Rendah
Sub Pokok Bahasan :
Mengetahui Bayi Baru Lahir
Rendah
Sasaran : Ibu- ibu
yang datang di ruang NICU RSU Haji Surabaya
Hari,tanggal :
Sabtu, 02 Mei 2015
Waktu :
30 menit
Tempat :
Ruang Nicu RSU Haji Surabaya
Penyuluh :
Mahasiswa
I.
Latar
belakang
Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
(WHO, 1994:9). Berat lahir dipengaruhi dua proses penting, yaitu: lamanya
(umur) kehamilan dan pertumbuhan intrauterine. Resiko kematian neonatal dengan
BBLR adalah 6,5 kali lebih besar bila dibandingkan dengan bayi lahir berat
badan cukup (Ronoatmodjo, 1996). BBLR dapat berakibat pada terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan, ganguan pendengaran, penglihatan, ganguan
belajar, serta rentan terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
Sekitar
45 % kematian bayi berat lahir rendah (BBLR) (Depkes, 1996). Penelitian ini di
amerika menyatakan bahwa risiko kematian neonatal pada bayi dengan BBLR hamper
40 kali lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan
cukup. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan
fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan
yang tinggi (Anonim, 2006). WHO
memperkirakan lebih dari 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap
tahun dan mempengaruhi sekitar 16 % dari BBLR di Negara berkembang.
Di
Indonesia kejadian BBLR bervariasi, secara nasional menurut analisa SDKI
2002-2003 kejadian BBLR sebesar 6 %. Kejadian BBLR berdasarkan provinsi
bervariasi dengan rentang 2 %-15,1 % dimana yang terendah di provinsi sumatera
utara dan tertinggi di provinsi Sulawesi selatan. Di jawa berat BBLR merupakan
penyebab kematian bayi (0-1 tahun) nomor 3 pada tahun 1998 (8,5 %) dan nomor 4
pada tahun 1999 (8,71 %).
II.
Tujuan
instruksional umum
Setelah selesai mengikuti
penyuluhan tentang bayi baru
lahir,
ibu
dapat memahami dan mengerti tentang:
1.
Pengertian
BBLR
2.
Klasifikasi BBLR
3.
Etiologi BBLR
4.
Manifestasi Klinis BBLR
5.
Diagnosis BBLR
6.
Masalah – masalah kelainan pada BBLR
7.
Penatalaksanaan BBLR
III.
Tujuan
intruksional khusus
Setelah
mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan ibu yang memiliki
bayi mejelaskan
kembali tentang:
1.
Pengertian
BBLR
2.
Klasifikasi BBLR
3.
Etiologi BBLR
4.
Manifestasi Klinis BBLR
5.
Diagnosis BBLR
6.
Masalah – masalah kelainan pada BBLR
7.
Penatalaksanaan BBLR
IV.
Strategi
Pelaksanaan
1.
Metode :
Ceramah, Tanya jawab
2.
Media :
Leaflet, LCD, Leptop
3.
Garis besar materi (penjelasan terlampir)
1. Pengertian BBLR
2. Klasifikasi BBLR
3. Etiologi BBLR
4. Manifestasi Klinis
BBLR
5. Diagnosis BBLR
6. Masalah – masalah
kelainan pada BBLR
7. Penatalaksanaan BBLR
V.
Proses
Pelaksanaan
No
|
Kegiatan
|
Penyuluhan
|
Peserta
|
Waktu
|
1
|
Pendahuluan
|
a. Salam
pembukaan
b. Menyampaikan
tujuan penyuluhan
c. Menyebutkan materi atau pokok bahasan yang
disampaikan
|
a. Menjawab
salam
b.Menyimak
c. Mendengarkan,
menjawab pertanyaan
|
3 menit
|
2
|
Kerja
|
a. Menyampaikan materi penyuluhan tentang BBLR
b. Memberi
kesempatan peserta untuk
bertanya
c. Menjawab
pertanyaan
d. Evaluasi
e. Membagikan
doorprise kepada peserta yang bisa menjawab pertanyaan
|
a. Mendengarkan
dengan penuh perhatian
b.Menanyakan
hal-hal yang belum jelas
c. Memperhatikan
jawaban dari pemateri
d.
Menjawab pertanyaan
e. Peserta
antusias dalam menerima doorprise
|
25 menit
|
3
|
Penutup
|
a. Menyimpulkan
b. Salam
penutup
|
a. Mendengarkan
b. Menjawab
salam
|
2 menit
|
VI.
Setting
Tempat
Peserta Penyuluhan duduk berhadapan
dengan penceramah/pemateri
VII.
Kriteria
Evaluasi
1.
Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti Pengertian BBLR
2.
Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti
Klasifikasi BBLR
3.
Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti
Etiologi BBLR
4.
Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti
Manifestasi Klinis BBLR
5.
Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti
Masalah – masalah kelainan pada BBLR
6.
Ibu yang mempunyai bayi diharapkan mengerti
Penatalaksanaan BBLR
VIII.
Referensi
Sudarti sukarni icesmi ,2014. Patologi Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi. Yogyakarta : Medical Bookl
Muslihatun Nur Wafi, 2008. Asuhan Neonatus Bayi dan
Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Marmi, Fatmawati Eri. 2011. Asuhan Kebidanan
Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
MATERI
BAYI DENGAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH
A. Pengertian BBLR
BBLR
adalah Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
terjadi karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu ,berat badan lebih rendah
dengan semestinya sekalipun umur kehamilan cukup (manuaba,2007).
Bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (sarwono,2004).
Menurut WHO menyatakan BBLR merupakan bayi (neonates)
yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram(hiidayat,2005).
B. Klasifikasi BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1)
Menurut harapan hidupnya:
ü
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat
lahir 1500-2500 gram
ü
Bayi berat lahir sangat rendah
(BBLSR) berat lahir <1500 gram
ü
Bayi berat lahir ekstrim rendah
(BBLER) berat lahir < 1000 gram
2)
Menurut masa gestasi:
ü
Prematuritas murni yaitu bayi dengan
masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai berat badan untuk
usia kehamilan
ü
Dismaturitas yaitu bayi dengan berat
badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilan.
C.
Etiologi
1. Dari factor ibu
a.
umur ibu hamil kurang dari 20 minggu
atau diatas 35 tahun
b.
jarak kelahiran terlalu dekat
c.
gizi saat hamil yang kurang
d.
factor pekerja yang terlalu berat
e.
keadaan social
f.
penyakit ibu seperti toksaemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik, DM,
2. Dari factor kehamilan
a.
hamil ganda
b.
hamil dengan hidramnion
c.
perdarahan anterpartum
d.
komplikasi kehamilan
2.
Dari factor
janin
a.
cacat bawaaan
b.
infeksi dalam Rahim
c.
hidramnion
d.
kehamilan ganda
3.
Dari factor
pendukung
a. nutrisi
b.
perokok,alcohol,budaya
c.
social
D.
Manifestasi
Klinis BBLR
a.
Secara umum, gambaran klinis dari
bayi BBLR adalah sebagai berikut :
ü
Berat kurang dari 2500 gram
ü
Panjang kurang dari 45 cm
ü
Lingkar dari < 30 cm
ü
Lingkar kepala < 33 cm
ü
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
ü
Kulit tipis, transparan, rambut
lanugo banyak, lemak kurang
ü
Kepala tidak mampu tegak
b.
Sistem Pernafasan
ü Apnea
ü Ritme tidak
teratur
ü Timbul sianosis
ü Frekuensi 60-80
/menit
c.
System sirkulasi
ü Kerja jantung
lemah dan lambat
ü Cenderung
ditemukan aritme
ü Nadi
100-160/menit
ü Tekanan
darah rendah
ü Sirkulasi
perifer
d.
Pengendali suhu
suhu tubuh cenderung sub normal
karena produksi panas yang buruk dan peningkatan kehilangan panas
e.
Sistem pencernaan
ü Reflek
menghisap lemah
ü Sering
terjadi regurgurasi
f.
Sistem persyarafan
ü Tangisan
lemah
ü Sulit
dibangunkan
g.
Sistem Genetal
ü Genetal
kecil
ü Pada
laki-laki ,testis masih terdapat dalam abdomen
ü Pada wanita
,labia minor tidak ditutupi oleh labia mayor
E.
Diagnosis
BBLR
Dalam
mendiagnosa bayi dengan BBLR maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
ü Penghitungan
HPHT
ü Peniliaian
secara klinis yaitu : BB, PB, Lingkar dada, dan lingkar kepala
F.
Masalah
Masalah kelainan pada bayi berat lahir rendah
1.
Suhu Tubuh
a)
Pusat pengatur nafas tubuh masih
belum sempurna
b)
Otot bayi masih lemah
c)
Kemampuan metabolism panas masih
rendah sehingga bayi dengan bblr
2.
Pernafasan
a)
Pusat pengatur pernafasan belum
sempurna
b)
Otot pernafasan lemah
3.
Alat pencernaan makanan
a)
Penyerapan makanan lemah
b)
Mudah terjadi reguritasi
c)
Otot pencernaan
G.
Penatalaksaan
BBLR
Perawatan
pada bayi berat lahir rendah (BBLR) :
1)
Pengaturan Suhu
Mempertahankan suhu tubuh dengan
ketat. BBLR mudah mengalami hiportemi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan
dengan ketat.
Prinsip
untuk menjaga kehangatan tubuh bayi
·
Bayi harus tetap berpakaian atau
diselimuti setiap saat agar tetap hangat walaupun dalam keadaan dilakukan
tindakan. Kepala bayi ditutup topi.
·
Rawat bayi kecil diruang yang hangat
·
Jangan meletakkan bayi dekat dengan
benda dingin
·
Jangan meletakkan bayi langsung di
permukaan yang dingin
·
Ganti popok setiap kali basah
·
Jangan memandikan atau menyentuh
bayi dengan tangan dingin
2)
Mencegah Infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan dengan infeksi,perhatikan
pronsip-prinsip pendegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang
bayi.
3)
Nutrisi
Memberikan bayi nutrisi adekuat,
yaitu dengan ASI, reflex menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian
nutrisi harus dilakukan dengan cermat. Apabila daya hisap belum baik, bayi di
coba menetek sedikit-sedikit. Apabila belum bias menetek, berikan ASI dengan
sendok atau pipet. Apabila belum ada reflex menghisap dan menelan, pasang sonde
lambung/NGT.
4)
Penimbangan Ketat
Perubahan
berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan
daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan
ketat. (saifudin,2002)
5) upaya meningkatkan berat badan pada BBLR
alat pencernaan bayi BBLR belum sempurna,lambung kecil enzim
pencernaan belum matang ,sedangkan kebutuhan proteinya 3-5gram berat badan dan kalori 110 kalori,/kg BB sehingga
pertumbuhan dapat meningkat.pada hari 2-3 hari bayi akan mengalami penurunan
berat badan sekitar 10 %,dan akan pulih kembali pada hari ke 10 .
untuk meningkatkan berat badan pada bayi BBLR perlu
diperhatikan asupan nutrisinya.pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir
dan didahuui dengan menghisap cairan lambung,reflek masih lemah sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit .bila faktor menghisapnya
berkurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok perlahan lahan
atau dengan atau dengan memasang sonde .permulaan cairan yang diberikan 50-60
cc/kg BB/hari teruz dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg/bb/hari.
6)
Perawatan
setelah pulang dari rumah sakit gunakan metode kangguru
1. Kanguru mother care
Perawatan metode
kanguru merupakan suatu cara khusus dalam merawat bayi BBLR dengan melakukan
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu yang berguna untuk membantu perkembangan
kesehatan bayi melalui penigkatan control suhu ,menyusui,pencegahan infeksi,dan
kontak ibu dengan bayi (KMC India Neteork ,2004)
Depkes RI (2004)
mendefinisikan perawatan metode kanguru sebagai suatu cara perawatan
untuk bayi BBLR terutama dengan berat lahir <2000 gram melalui kontak kulit
dengan kulit ibu denagn bayinya dimulai ditempat perawatan diteruskan dirumah,dikombinasi dengan
pemberian ASI yang bertujuan agar bayi tetap hanngat.
2. Manfaat Perawatan
Metode Kanguru
Perawatan metode
kanguru memberiakn manfaat tidak hanyauntuk perkembangan kesehatan bayi tetapi
juga bagi penyembuhan psikologis ibu sehubungan dengan kelahiran preterm dan
memperoleh kembali peran keibuan.adapun manfaat perawatan metode kanguru sebagi
berikut (Dekes RI,2008;WHO,2003):
a.Manfaat
pada bayi
1. Mempertahankn
suhu tubuh ,denyut jantung,dan frekuensi pernafasan relative terdapat dalam
batas normal
2. Memperkuat
system imun bayi sehingga menurunkan
keajdian infeksi nosokomial,penyakit berat,atau infeksi saluran pernafasanbawah.
3. Kontak
dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga menurunkan stress pada
bayi
4. Menurunkan
respon nyeri fisiologis dan perilaku
5. Meningkatkan
ikatan ibu dengan bayi
6. Waktu
tidur bayi menjadi lama
7. Meningkatkan
perkembangan motorik bayi
8.
Mempertahankan homestatis
b.Manfat
pada ibu
1. Mempermudah
pemberian ASI
2. Ibu
lebih percaya diri dalam merawat bayi
3. Hubungan
lekat antara ibu dan bayi lebih baik
4. Ibu
lebih saying pada bayinya
5. Memberikan
pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu
6. Meningkatkan
produksi ASI
7)
Perawatan di
rumah sakit kalau ada masalah pernafasan kita pasang nasal jika ada masalah
pencernaan kita pasang sonde
bayi premature atau BBLR mempuyai
masalah menyusui karena reflek menghisapnya masih lemah.untuk bayi demikian
sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi
dengan pipa lambungtau pipet.dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu ,bayi
dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang
diberikan dengan pipet atau selang kecil
untuk menempel pda puting
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Bahwa pentingnya menjaga suhu
tubuh bayi tetap hangat akan berdampak Pada perkembangan bayi dan sistem
motorik pada bayi sehingga disini para petugas agar tetap menjaga merawat
dengan baik agar tidak berdampak fatal .
2.
Saran
· Meningkatkan pengawasan pada bayi
baru lahir dengan BBLR
· Menambah informasi dan pengetahuan
tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR
· Meningkatkan pelayanan pada bayi baru
lahir dengan BBLR
Langganan:
Postingan (Atom)